top of page
  • Writer's picturemandostar

Ulasan Film: Baggio: The Divine Ponytail, Film Biografi Sisi Lain dari Kehidupan Roberto Baggio

Updated: Aug 9, 2021


Mandostar - Baggio: The Divine Ponytail adalah film otobiografi Italia yang didasarkan pada kehidupan pemain sepak bola legendaris asal Italia, Roberto Baggio. Film ini sedang streaming di layanan Netflix, yang berdurasi 1 jam 31 menit. Letizia Lamartire menyutradarai film biografi ini.


Film ini menceritakan tentang Roberto Baggio, yang membangun karirnya sendiri, dari keluarga kelas pekerja, ia menjadi salah satu pemain sepak bola yang dicintai dunia. Film tersebut menunjukkan kehidupannya dari awal hingga bagian di mana ia berjuang melawan cederanya, berdiri untuk bermain, dan juga cerita perjalanan spritual Baggio menemukan keyakinannya pada agama Buddha.


Dia mendapat julukan Divine Ponytail karena cara uniknya mengikat rambutnya menjadi ponytail. Sebagai pesepakbola ia mempunyai permainan yang menyihir di lapangan hijau dan dianggap sebagai salah satu pesepakbola terbaik yang pernah dimiliki Italia.



Film ini dibuat dalam bahasa Italia, dan Andrea Arcangeli memainkan peran sebagai Roberto Baggio. Film dibuka dengan adegan di mana seorang anak berusia 7 hingga 8 tahun masuk ke sebuah ruangan menjelaskan tendangan penalti Baggio. Kamera berpindah dari kamar anak itu ke lapangan sepak bola tempat Baggio mempersiapkan bidikannya.


Dari bingkai pertama film, Anda dapat melihat esensi kehidupan pesepakbola Baggio, tapi ini tentang pria bernama Roberto. Jadi, siapa Roberto Baggio? Sama seperti kegagalan penalti Roberto Baggio di piala dunia, film biografi ini mungkin juga terlihat gagal. Sutradara Letizia tidak dapat menyelesaikan film dengan baik, dan bahkan jika ada banyak aspek yang harus diliput, Lamartire membuat film biografinya kurang berkembang.


Andrea Arcangeli, sebagai pemeran utama, mencoba membawa diri ke dalam karakter dengan menunjukkan berbagai emosi, tetapi sutradara yang terburu-buru untuk menyelesaikan film membuatnya terlihat longgar, dan berbagai hal yang kurang terhubung.


Namun Andrea cukup melakukan pekerjaan dengan baik sebagai Roberto Baggio bersama dengan Valentina Bell, Thomas Trabacchi, Andrea Pennacchi sebagai anggota pemeran lainnya.

Hal lain yang cukup baik yaitu kerja kameranya bagus, seiring dengan keseimbangan cahaya filmnya.



Hal yang mengecewakan penonton ketika berbagai momen penting dalam karier Baggio yang dihilangkan dan tidak disinggung sama sekali. Seperti diketahui bahwa Roberto Baggio sempat bermain di 3 Piala Dunia terpisah. Dia juga sempat bermain di berbagai klub seperti Fiorentina, Juventus, AC Milan, Bologna, Inter Milan dan bahkan Brescia dengan momen karir yang naik turun.


Selain itu juga ketika ia memenangkan pesepakbola Eropa tahun 1993, dan meraih penghargaan pemain terbaik dunia FIFA tahun itu juga bersama Juventus. Ketiadaan sebagian besar bagian-bagian tersebut membuat lubang besar yang menggelegar penonton.


Sebaliknya, film biografi tersebut lebih memilih untuk fokus pada berbagai momen di piala dunia 1994 saja, dan juga hubungan antara Baggio dan Manajer Tim Nasional Italia Arrigo Sacchi, kemudian tentang cedera dan kehidupan pribadinya yang memiliki konflik dengan ayahnya. Meskipun ada beberapa cerita yang baik dan cukup menarik, namun tidak cukup untuk menggambarkan biografi kehidupan seorang legenda sepakbola Italia, Roberto Baggio.



Menjadi film biografi, naskahnya bisa lebih kuat, dan sebagai cerita pesepakbola, adegan pertandingan sepak bola seharusnya dikembangkan dan dirakit sepenuhnya biar lebih menarik, tetapi cuplikan pertandingan yang dihasilkan dalam film ini kurang mapan dan tidak lengkap.


Film Baggio: The Divine Ponytail mengalami kesulitan meyakinkan pemirsa tentang keseriusannya. Dalam mencoba menggambarkan berbagai perjuangan yang harus dilalui oleh Protagonis, narasi yang kehilangan arah.


Apakah itu tentang seorang ayah yang menerima ambisi putranya? Apakah perjuangan pemain mengatasi cedera parah yang mengganggu kariernya? Atau tentang perjalanan spiritual yang membantu Baggio mengatasi trauma dan rasa sakit emosional karena dia tidak bisa memenuhi 'takdirnya'?


Rasanya seperti pembuat film mengedit potongan-potongan dengan tergesa-gesa, dan dengan demikian tidak dapat mempertahankan hubungan dan koneksi yang ingin dipertahankan dan diperlihatkan kepada penonton.


Namun untuk penggemar Roberto Baggio, Film ini tetap wajib ditonton karena menyuguhkan sisi lain dari kehidupannya yang menarik selain sepakbola, seperti mengenai perjalanan keyakinan spritualnya dan juga sisi kehidupan keluarganya.


Berikut ini trailer resmi film Baggio: The Divine Ponytail yang sudah tayang di layanan streaming Netflix.


Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page