Mandostar - Tanggal 4 November 2001, atau 19 tahun lalu jadi bagian kelam dari perjalanan karier pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Pep saat itu divonis menggunakan doping usai membela Brescia di laga Serie A Italia melawan Lazio.
Guardiola dinyatakan gagal tes steroid nandrolone usai laga lawan Lazio. Namun ini bukan kali pertamanya ia gagal tes doping. Guardiola juga sempat gagal tes doping usai pertandingan melawan Piacenza pada Oktober 2001. Saat itu, ia juga gagal tes steroid nandrolone.
Untuk kasus di laga lawan Piacenza, Guardiola belum mendapat hukuman karena masih menunggu sidang displin. Sidang displin belum dilakukan, dua minggu setelah laga lawan Piacneza, Guardiola kembali gagal tes doping. Kabar ini tentu saja tak mengenakkan bagi Pep Guardiola.
Hasil tes doping Guardiola pun jadi headline media-media di Italia dan Spanyol. Guardiola jadi bulan-bulanan semua pihak. Pemain kelahiran Santpedor, Spanyol ini tentu saja membantah bahwa ia menggunakan doping.
Guardiola menyebut bahwa ia tidak dengan sengaja memasukkan zat terlarang ke dalam tubuhnya. Menurut Guardiola, zat terlarang itu masuk ke dalam tubuhnya dari suplemen nutrisi yang ia konsumsi. Namun pembelaan Guardiola tak berarti banyak, ia tetap dijatuhkan sanksi.
Pep Guardiola yang awalnya merasa sangat senang bisa bergabung dengan Brescia merasa hancur. Guardiola datang ke Brescia dari AS Roma. Kepindahannya ke Brescia saat itu sempat jadi tanda tanya banyak pihak, maklum saja klub berjuluk Rondinelle bukanlah tim besar. “Tim ini datang mencari saya dan mereka menginginkan saya lebih dari siapapun dalam beberapa minggu terakhir,” ucap Guardiola saat pertama kali diperkenalkan Brescia.
Perjuangan panjang Guardiola Pep Guardiola membutuhkan waktu panjang untuk membersihkan namanya. Ia tetap bersikeras dirinya tak menggunakan doping saat membela Brescia. Meski begitu, Guardiola saat itu tetap menjalani hukuman larangan bermain selama 4 bulan.
Guardiola seperti dikutip dari thesefootballtime, Rabu (4/11/2020) bahkan sempat membawa kasus ini ke meja hijau. Sayangnya proses di pengadilan, ia gagal. Pada 2005, pihak pengadilan malah memperberat kasusnya. Ia tetap divonis bersalah dan bahkan hampir masuk bui selama 7 bulan.
Untungnya, hukum Italia tak mengharuskan Guardiola masuk bui. Hal itu lantaran sistem hukum Italia tak akan memenjarakan seseorang yang hukumannya di bawah dua tahun. Atas keputusan itu, Guardiola tetap melawan.
Dua tahun setelah keputusan dari pengadilan Italia, tepatnya 23 Oktober 2007, Guardiola mendapat kabar baik. Ia dinyatakan bersih dari segala tuduhan yang menyebabkannya mendapat suspensi.
Namun hal itu tak lantas Guardiola terbebas dari ancaman lain. Pihak Komite Olimpiade Italia (CONI) membuka kembali kasus tersebut karena menilai FIGC yang sebelumnya menyatakan Guardiola bebas dari segara dakwaan melakukan kesalahan.
Keinginan CONI ingin membuka kasus tersebut saat itu tentu saja tak mengenakkan bagi Guardiola. Pasalnya di tahun 2007, Guardiola tengah menjalani masa keemasan sebagai pelatih di Barcelona.
Setelah menjalani dua kali sidang, pada 8 Mei 2009 dan 15 September di tahun yang sama, Guardiola dinyatakan benar-benar bersih dari kasus tersebut. “Masalah ini telah selesai. Hal baiknya ini sudah selesai dan kami bisa memandang ke depan,” kata Guardiola.
Guardiola adalah salah satu dari sekian banyak pemain maupun mantan pesepakbola Serie A yang tersandung kasus doping. Selain Guardiola, Adrian Mutu, Fabio Cannavaro, Edgar Davids, Guiseppe Rossi, dan Nicholas Caglioni adalah beberapa dari pesepakbola Serie A lainnya yang pernah tersandung kasus doping.
댓글