top of page
  • Writer's picturemandostar

LEGENDA : Davor Suker, Mimpi Sepatu Emas Sukerman


Mandostar - Legenda sepak bola Kroasia, Davor Suker, telah mewujudkan sejumlah mimpi besarnya. Andaikan sosok berjulukan The Wizard itu memiliki mimpi mengantarkan negaranya juara, bisa saja akan terwujud. Namun, mimpi Suker saat kecil tak semuluk itu.


Davor Suker lahir pada 1 Januari 1968 di Osijek, Yugoslavia. Ketika itu, Yugoslavia masih menjadi negara yang utuh dan tidak terpecah-pecah.


Saat berusia 16 tahun memulai karier bersama klub kampung halamannya, NK Osijek pada 1984. Tampil apik di sana, dia ditransfer ke klub terbesar di Kroasia, Dinamo Zagreb pada 1989.


Setelah mencetak 34 gol selama tiga musim di Zagreb membuat Suker diincar banyak klub elite Eropa. Pada 1991, ia memutuskan pindah ke klub Spanyol, Sevilla dan bermain bersama megabintang Diego Maradona.


Puncak karier


Karier Suker semakin bersinar saat berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Spanyol pada musim 1993-1994 dengan mengoleksi 24 gol.


Setelah mencetak 75 gol dari 153 penampilan selama lima musim di Sevilla, Suker melakukan transfer terbesar dalam perjalanan kariernya ketika direkrut Real Madrid pada 1996.


Kesuksesan Suker pun berlanjut bersama Madrid dengan mencetak 24 gol dan memenangi gelar liga pada musim pertamanya.


Namun, pencapaian yang tak mungkin dilupakannya pun Madrid justru terjadi pada 1998.

Setelah penantian selama 32 tahun, klub berjulukan Los Blancos akhir mampu memenangi gelar ke-7 Liga Champions berkat gemilangnya penampilan Suker, Raul Gonzalez, dan Predrag Mijatovic.



Layaknya pesepak bola hebat lainnya, Suker pun memiliki julukan berkat sepak terjangnya. Ada dua julukan yang lekat dengannya, yakni The Wizard (penyihir) dan Sukerman, mengacu kepada tokoh kartun pahlawan super, Superman.


Sepatu Emas

Masa-masa puncak kejayaan karier Suker di level internasional mulai Piala Eropa 1996 dan Piala Dunia 1998.


Saat itu, Kroasia yang telah berdiri sendiri sebagai sebuah negara, memiliki generasi emas. Kombinasi pemain sekelas Robert Jarni (Juventus), Zvonimir Boban (AC Milan), Alen Boksic (Lazio), dan Suker (Madrid), membuat Kroasia begitu diperhitungkan.


Pada kualifikasi Piala Eropa 1996, The Wizard bisa mencetak 12 gol dalam 10 pertandingan dan membawa Kroasia lolos ke putaran final.


Di Inggris 1996, Suker mencetak tiga gol dari empat penampilan. Salah satu golnya tak terlupakan saat membobol gawang Denmark yang dikawal Peter Schmeichel di babak penyisihan grup.


Kroasia pun sukses mengalahkan Denmark yang notabenenya juara bertahan dengan skor 3-0. Akan tetapi, langkah Kroasia terhenti di babak perempat final usai dikalahkan Jerman dengan skor 2-1.


Di Piala Dunia 1998, Suker akhirnya berhasil membuat sejarah terbesar sepak bola Kroasia dengan melangkah hingga semifinal, yang prestasi tersebut 20 tahun kemudian berhasil dilewati Luka Modric dkk di piala dunia edisi 2018 yang berhasil mencapai babak final.

Langkah Kroasia untuk mencapai final dihadang tim tuan rumah sekaligus juara Piala Dunia 1998, Prancis.


Pada pertandingan tersebut gol pembuka Suker sempat membungkam dukungan untuk publik tuan rumah, sebelum akhirnya Kroasia harus menyerah 1-2 dan gagal melenggang ke final.

Dalam perebutan peringkat tiga, Suker kembali bersinar dengan mencetak gol penentu kemenangan 2-1 atas Belanda.


Dengan torehan enam gol, Suker dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Sepatu Emas atau pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 1998 sekaligus mematahkan prediksi yang menjagokan Ronaldo dan Gabriel Batistuta sebagai pencetak gol terbanyak.


Ia juga memenangi penghargaan Silver Ball sebagai pemain terbaik kedua di Piala Dunia 1998 setelah Ronaldo.


“Ketika masih kecil saya punya mimpi bermain di tim yang sama dengan Diego Maradona dan bermain bersama salah satu klub terbesar di dunia seperti Real Madrid,” ucap Suker.


“Saya juga punya mimpi memenangi Sepatu Emas di Piala Dunia dan mimpi itu terealisasi di Prancis 1998. Sungguh itu adalah momen saat saya memainkan sepak bola terbaik dalam karier dan juga menjadi momen spesial bersama timnas Kroasia,” ujar dia.


“Buat kami, luar biasa bisa finis di peringkat ketiga di depan tim-tim besar di dunia. Kami finis di depan Inggris, Argentina, Belanda, Spanyol, Jerman, dan Italia. Jadi, itu adalah sesuatu yang menakjubkan bagi sebuah negara kecil,” katanya.


Pensiun


Suker merupakan pemain terbaik Kroasia sebanyak enam kali pada 1992, 1994, 1995, 1996, 1997, dan 1998. Ia juga berstatus pencetak gol terbanyak (45 gol) timnas Kroasia yang bertahan hingga saat ini.


Setelah memutuskan untuk pensiun sebagai pemain pada 2003, Suker kembali ke Kroasia dan mendirikan akademi sepak bola, Davor Suker Soccer Academy.


Pesepak bola kidal yang juga pernah membela Arsenal, West Ham United, dan 1860 Muenchen ini terpilih sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Kroasia (HNS) pada Juli 2012 hingga sekarang.


Salah satu kinerja nyatanya sebagai presiden HNS adalah membersihkan citra sepak bola kroasia usai diterjang skandal taruhan.

Sejarah dan aksi Davor Suker bisa dilihat di video youtube berikut ini sperti dilansir sepasi.





33 views0 comments

Comentarios


Post: Blog2 Post
bottom of page