top of page
  • Writer's picturemandostar

LEGENDA: Lothar Matthaeus, Jenderal Lapangan Tengah Kebanggaan Jerman


Mandostar - Publik Argentina dibuat patah hati oleh gol penalti Andreas Brehme di menit ke-85 pada partai final Piala Dunia 1990. Satu gol dari Andreas Brehme sudah cukup bagi Jerman dan Lothar Matthaeus untuk memastikan gelar Piala Dunianya yang ke-3.


Meskipun Andreas Brehme menjadi penentu kemenangan Jerman, ada satu nama lain yang menjadi buah bibir di dunia sepak bola ketika itu. Nama tersebut adalah, gelandang andalan Inter Milan dan Bayern Munich, Lothar Matthaeus.


Keberhasilannya membawa Jerman merengkuh gelar Piala Dunia di edisi 1990 membuatnya berhasil mengamankan gelar Ballon D’Or. Mengungguli bomber timnas Italia, Salvatore Schilacci serta rekannya di Inter sekaligus pencetak gol kemenangan Jerman di final Piala Dunia 1990, Andreas Brehme.


Bicara soal Lothar Matthaeus, pasti tak jauh-jauh dari prestasi. Kehadirannya seolah menjadi pertanda gelar untuk timnas Jerman, Inter Milan, serta Bayern Munich di era 1980an hingga 1990an.


Tujuh gelar Bundesliga, tiga DFB Pokal, dua Piala UEFA, satu Serie A, satu Piala Eropa, satu Piala Dunia serta satu Ballon D’Or menjadi bukti kehebatannya di atas lapangan hijau. Selain itu, masih banyak lagi gelar individu yang ia raih di media awal 1980an hingga akhir 1990an.


KARIER DI LEVEL KLUB

Meskipun lahir di Bavaria, Lothar Matthaeus mengawali karier profesionalnya bersama Borussia Moenchengladbach pada tahun 1979. Lima tahun berselang, ia memutuskan untuk hijrah ke Bayern Munich.


Selama empat tahun bermain untuk Die Roten, ia berhasil menyumbangkan dua gelar Bundesliga serta satu DFB Pokal. Ia bahkan hampir membawa Bayern meraih gelar Liga Champions pada tahun 1987. Namun, dua gol di penghujung pertandingan dari FC Porto membuat Bayern harus puas dengan medali perak.


Kegagalan membawa Bayern meraih gelar Liga Champions membuat Lothar Matthaeus memutuskan untuk menerima pinangan Inter Milan. Bersama Inter, Matthaeus dan rekannya, Andreas Brehme dan Juergen Klinsmann, berhasil membuat publik Italia takjub. 


Ia pun berhasil meraih kesuksesan di kompetisi antar klub Eropa setelah mengantarkan Inter meraih gelar Piala UEFA pada tahun 1991. Selepas Inter, Matthaeus memutuskan untuk kembali ke Bayern pada tahun 1992.


Kehadiran Matthaeus di lini tengah Bayern ketika itu membuat mereka menjadi tim yang dominan di ajang Bundesliga selama delapan tahun. Total, ia berhasil membawa pulang empat gelar Bundesliga untuk Bayern dari tahun 1992-2000.


Di tahun 1999, ia hampir membawa Bayern meraih gelar Liga Champions. Namun, mimpi buruknya kembali terulang setelah Manchester United berhasil mencetak dua gol di masa injury time. Liga Champions menjadi satu-satunya gelar yang gagal ia dapatkan di dalam karier sepak bolanya.


DISEGANI BERSAMA TIMNAS JERMAN

Kapten Jerman Lothar Matthaeus bersalaman dengan kapten Argerntina Diego Maradona, di final World Cup 1990.

Mungkin karier Lothar Matthaeus akan lebih diingat ketika ia bermain bersama timnas Jerman. Bagaimana tidak, ia menjadi pemain reguler untuk Die Mannschaft selama dua dekade dari tahun 1980 hingga 2000.


Ia mendapatkan panggilan pertamanya untuk timnas Jerman pada tahun 1980. Ketika itu, Lothar Matthaeus yang masih berusia 19 tahun berhasil mengantarkan Jerman meraih gelar Piala Eropa.

Dua tahun berselang, Matthaeus mampu membawa Jerman melaju ke babak final Piala Dunia. Namun, pasukan Jupp Derwall harus mengakui keunggulan Italia.


Momen terbaik Matthaeus bersama timnas Jerman tentu saja terjadi di tahun 1990. Ketika itu, ia berhasil membawa pasukan Franz Beckenbauer meraih gelar Piala Dunia untuk kali ke-3 sepanjang sejarahnya.


Di dekade 1990an, Lothar Mattaheus yang sudah mulai memasuki usia senja tetap dipercaya untuk menjadi bagian dari timnas Jerman. Hal ini pun sempat mendapat kritikan dari publik Jerman. Namun, Matthaeus membalas kritikan tersebut dengan cara yang sangat elegan.

“Seorang Lothar Matthaeus tak akan takluk oleh usia senja. Seorang Lothar Mattahaeus akan menentukan nasibnya sendiri,” katanya ketika itu.


Ia memutuskan untuk mengakhiri karier internasionalnya pada tahun 2000 di usia 39 tahun. Selama dua dekade membela panji timnas Jerman, ia berhasil mengumpulkan 150 caps dan 23 gol. Catatan tersebut membuatnya memegang rekor sebagai pemain dengan koleksi caps terbanyak dalam sejarah timnas Jerman.


KARIER KEPELATIHAN

Setelah resmi gantung sepatu, Lothar Matthaeus sempat mencoba peruntungannya di sebagai pelatih. Pada tahun 2001, ia langsung ditunjuk untuk menangani tim asal Austria, Rapid Vienna.

Namun, kariernya bersama Rapid hanya bertahan selama satu musim. Selepas itu, ia mulai mencoba peruntungannya bersama Partizan Belgrade, timnas Hungaria, Atletico Paranaense, Red Bull Salzburg, Maccabi Netanya dan timnas Bulgaria.


Ia gagal meraih gelar bergengsi sebagai pelatih. Kini, pria 58 tahun itu menjalani kesehariannya dengan menjadi pundit untuk beberapa stasiun televisi di Jerman.

Berikut ini video sekilas profil tentang Lothar Matthaeus seperti dilansir football5star.



16 views0 comments

Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page