Mandostar - Zinedine Zidane mungkin memang sudah ditakdirkan untuk menjadi legenda. Pria bernama lengkap Zinedine Yazid Zidane kelahiran 23 Juni 1972 di Marseille itu dianugerahi sentuhan midas dan otak genius dalam olahraga sepak bola.
Zidane menjadi salah satu pria yang tak hanya sukses saat menjadi pelatih, tetapi juga saat masih bermain. Ketika masih menjadi pemain, ia berkarier di empat klub, yakni Cannes, Bordeaux, Juventus, dan Real Madrid.
Zidane merupakan salah satu pemain Prancis yang memiliki darah dari Timur Tengah. Keluarganya pindah dari Aljazair menuju Prancis pada tahun 1953, sebelum perang Aljazair pecah.
Awal Karier
Pemain berdarah Aljazair ini memulai karier sepak bolanya di Cannes. Selama empat musim bermain di Cannes, ia tampil sebanyak 61 kali dan mencetak enam gol. Menjalani debut profesional pada 18 Mei 1989, Zidane membuat gol pertama pada 10 Februari 1991.
Nantes menjadi klub yang spesial bagi Zinedine Zidane, karena debut profesional dan mencetak gol untuk pertama kali pada saat melawan Nantes.
Pada musim 1992-1993, ia pindah ke Bordeaux. Empat musim di Bordeaux, Zidane memberikan gelar Piala Intertoto pada 1995 dan menjadi runner-up Piala UEFA setelah takluk dari Bayern Munich. Zizou, panggilan akrabnya hampir dua kali pindah ke Liga Inggris.
Pada tahun 1995, Kenny Dalgish, pelatih Blackburn Rovers ingin memboyong Zidane ke Inggris. Namun, pemilik Blackburn saat itu, Jack Walker menolak. Kala itu, ia merasa Tim Sherwood lebih berkualitas ketimbang Zidane. Setahun kemudian, giliran Newcastle United yang menolak Zidane karena dirasa tak cocok dengan sepak bola Inggris.
Juventus dan Real Madrid yang Menjadi Puncak Karier
Setelah mengalami dua kali penolakan, Zinedine Zidane akhirnya pindah. Akan tetapi, bukan ke Inggris, melainkan ke Italia. Ia bermain untuk Juventus dan menjadi salah satu titik tertingginya sebagai pesepak bola. Zidane pindah pada awal musim 1996-1997.
Pada musim pertamanya membela Juventus, ia mempersembahkan gelar Serie A musim 1996-1997 dan Piala Interkontinental 1996. Ia juga menyabet gelar Pemain Asing Terbaik Serie A musim 1996-1997.
Total, selama lima musim membela tim berjulukan La Vecchia Signora, Zidane memberikan enam gelar. Dua gelar Scudetto (1996-1997 dan 1997-1998), Super Coppa Italia (1997), Piala Super UEFA (1996), Piala Interkontinental (1996), dan Piala Intertoto (1999).
Pencapaian tertinggi yang menandai legacy Zidane adalah gelar FIFA Player of the Year dan Ballon d’Or 1998.
Tampil apik bersama La Vecchia Signora, Zidane diboyong ke Real Madrid pada 2001 dengan mahar 77,5 juta euro dan memecahkan rekor transfer dunia saat itu. Pada musim pertamanya berseragam klub beralias Los Merengues, Zidane memberikan gelar Liga Champions dengan tendangan voli yang fenomenal di laga final melawan Bayer Leverkusen.
Musim berikutnya, ia memberikan gelar La Liga untuk El Real dan menyabet gelar FIFA Player of the Year untuk ketiga kalinya. Selama lima musim berseragam Madrid, Zidane mampu memberikan enam gelar.
From Hero to Zero di Piala Dunia
Timnas Prancis pada era 1990 akhir hingga 2000-an awal dihuni oleh para pemain berbakat. Salah satu yang menonjol adalah Zinedine Zidane. Untuk timnas Prancis, Zidane bermain sebanyak 108 kali dan mencetak 31 gol.
Pada Piala Dunia 1998, Zidane memberikan gelar Piala Dunia pertama untuk Prancis. Sempat mendapatkan kartu merah di fase grup saat melawan Arab Saudi, Zidane kembali bermain saat Prancis bermain di babak delapan besar dan mengalahkan Italia. Di partai puncak, Prancis mengalahkan Brasil dengan skor 3-0 dengan dua gol dicetak oleh Zidane. Ia pun mendapatkan gelar kehormatan dari Prancis, Légion d’honneur.
Dua tahun setelahnya, Prancis kembali mencapai puncak. Kali ini dalam gelaran Piala Eropa 2000. Prancis pun menjadi tim pertama yang mampu mengawinkan gelar Piala Dunia dan Piala Eropa sejak terakhir kali dicatatkan oleh Jerman Barat pada 1974.
Piala Dunia 2006 tak akan pernah dilupakan sosok yang akrab disapa Zizou. Setelah Piala Dunia 2006 usai, ia memutuskan untuk gantung sepatu. Namun, sebelum semuanya usai, ia mampu membawa Prancis ke partai puncak.
Akan tetapi, di partai puncak mereka kalah dari Italia lewat drama adu penalti. Di partai puncak inilah terjadi insiden Zidane menyundul dada Marco Materazzi. Ini menjadi salah satu alasan pupusnya harapan Prancis meraih gelar Piala Dunia 2006.
Pelatih Muda yang Berprestasi
Setelah memutuskan untuk pensiun dari sepak bola, Zinedine Zidane memutuskan untuk menjadi pelatih. Pada 2011, ia menjadi Direktur Olahraga Real Madrid. Dua tahun berselang, ia menjadi asisten pelatih Real Madrid saat itu, Carlo Ancelotti.
Setahun berselang, Zidane ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid Castilla. Hingga akhirnya pada Januari 2016, ia menjadi pelatih Real Madrid. Ia menjadi pelatih setelah menggantikan Rafael Benitez dan disodori kontrak dua setengah musim.
Selama membesut Real Madrid, Zidane memberikan tiga gelar Liga Champions yang ia raih secara beruntun. Namanya masuk dalam buku catatan dunia sebagai pelatih ketiga yang memenangkan tiga gelar Eropa bersama Bob Paisley dan Carlo Ancelotti. Tak hanya itu, ia menjadi pelatih pertama yang memenangkannya secara beruntun.
Pada akhir musim 2017/2018, Zidane mundur dari jabatannya sebagai pelatih karena ia merasa perlu ada perubahan dalam tubuh Real Madrid. Kepergian Zidane yang bersamaan dengan keluarnya Cristiano Ronaldo membuat prestasi Madrid menukik.
Tak kuat berlama-lama berkubang dalam keterpurukan, Real Madrid memutuskan untuk menunjuk kembali Zidane sebagai pelatih pada 11 Maret 2019. Hasilnya, titel juara La Liga 2019/2020 telah berhasil diraih Zidane dkk, dan mungkin saja masih bisa bertambah gelar yang diraih di masa depan. Bagaimana pun Zidane telah merupakan salah satu sosok di dunia sepak bola yang namanya layak diabadikan sebagai salah satu legenda terbaik yang ada.
Saksikan cuplikan video dokumenter menarik perjalanan dan aksi terakhir Zidane bersama timnas Prancis di piala dunia 2006 berikut ini.
Comentarios