top of page
  • Writer's picturemandostar

Profil LEGENDA: Fernando Torres, Striker Terbaik Generasi Emas Spanyol

Updated: Jan 17, 2021


Mandostar - Fernando Jose Torres Sanz lahir 20 maret 1984 di Fuenlabrada sebuah daerah di pinggiran ibukota Spanyol, Madrid. Ia dilahirkan sebagai anak terakhir dari pasangan Jose Torres dan Flori Sanz Torres. Torres memiliki dua orang saudara yang bernama Maria dan Israel.


Torres di lahirkan di sebuah daerah di mana Real Madrid adalah klub utama yang didukung oleh para penduduk setempat. Namun ia lebih memilih Atletico. Selain itu, sang kakek juga merupakan pendukung setia Atletico Madrid.


Masa Muda


Sejak usia 5 tahun Fernando Torres sudah mulai menggeluti permainan si kulit bundar, klub pertamanya adalah Parque 84. Saat memulai bermain sepakbola, posisinya kala itu adalah seorang kiper. Torres mulai berpindah ke posisi striker saat usia 8 tahun.


Sang ayah, Jose Torres turut membantu perkembangan sang anak, ibunya juga kerap menemaninya ke tempat latihan. Sejak usia 8 tahun Torres bermain di sepakbola dalam ruangan dengan bergabung bersama klub tetangga, Mario Holland.


Pada usia 10 tahun, Torres mulai berkembang ke dalam sepakbola lapangan hijau, klubnya saat itu adalah Rayo 13. Permainannya bersama klub tersebut sangat brilian, ia mampu mencetak 55 gol dalam satu musim. Berkat kehebatannya Torres bersama tiga pemain lainnya mendapat kesempatan untuk menjalani training bersama Atletico.


Performa apik Torres membuat sang pemandu bakat Atletico kepincut dan menariknya ke tim junior Atletico Madrid pada tahun 1995. Dan inilah karir cemerlang Fernando Torres di mulai. Torres tumbuh dan berkembang serta meraih prestasi pertamanya bersama Atletico pada tahun 1998. Selain itu, dirinya juga terpilih sebagai pemain terbaik.


Bergabung ke Tim Senior Atletico dan Menjadi Kapten Termuda


Pada 1999, Torres menandatangani kontrak profesionalnya dengan Atletico Madrid. Meski begitu ia masih bermain di tim junior Atletico sampai tahun 2001. Pada pertengahan tahun 2000 Torres sempat menderita cedera tulang kering retak hingga membuatnya absen selama empat bulan.

Torres akhirnya melakukan debutnya bersama tim utama pada 27 mei 2001 saat melawan Leganes di Vicente Calderon. Sepekan kemudian ia mencetak gol perdananya untuk Atletico.


Fernando Torres muda saat mencetak gol pertamanya untuk Atletico.

Di tahun yang sama, Torres tampil gemilang kala memperkuat spanyol di ajang piala eropa u-16, yang mana spanyol meraih juara berkat gol Torres di partai puncak dan ia pun terpilih sebagai pencetak gol terbanyak serta pemain terbaik turnamen.


Pada tahun 2001, Torres kembali berjaya bersama tim junior matador kala memenangkan piala eropa u-19, di mana ia kembali terpilih sebagai pemain terbaik dan menjadi pencetak gol terbanyak.


Kembali ke level klub, Torres dan kawan-kawannya berhasil membawa Atletico juara segunda division musim 2001/02 dan promosi ke La Liga. Di musim itu Torres hanya mencetak 6 gol dalam 36 penampilan. Namun untuk ukuran pemain 18 tahun hal itu sudah lebih dari cukup.


Torres mulai bermain di La Liga musim 2002/03. Penampilannya di musim itu lebih baik dari sebelumnya, ketika ia mencetak 13 gol dalam 29 penampilan, dan membawa Atlético finis di posisi ke-11 klasemen akhir. Pada musim selanjutnya, penampilan Torres semakin lebih baik, ia mencetak 19 gol dalam 35 penampilan di La Liga.


Pada usia 19 tahun Torres sudah dinobatkan sebagai kapten tim Atletico Madrid, dan di tahun yang sama ia untuk kali pertama bermain di ajang antar klub eropa. Pada musim panas 2005 Torres sempat diincar Chelsea, namun direktur klub atletico enggan melepaskan pemain mudanya itu.


Penampilan Torres dari musim ke musim masih stabil, di musim terakhirnya ia membuat 15 gol dalam 40 pertandingan di semua ajang. Kegemilangan Torres membuat klub inggris, Liverpool merekrutnya pada tahun 2007. Bersama The Reds Torres dikontrak selama enam tahun.


Sementara, selama tujuh musim membela Atletico torres telah membukukan 91 gol dalam 244 pertandingan di semua kompetisi.


Menjadi Idola di Liverpool


Bersama Liverpool, Fernando Torres melakukan debut kompetitifnya melawan Aston Villa pada 11 Agustus 2007. Gol pertamanya di Liga Primer ia cetak ke gawang Chelsea sepekan kemudian di Anfield dalam laga yang berakhir imbang 1-1.


Sedangkan penampilan pertamanya di Liga Champions saat menghadapi FC Porto pada september 2007, di mana ia juga mencetak gol dalam pertandingan itu. Pada bulan yang sama Torres mencetak hattrick pertamanya untuk The Reds dalam kemenangan atas Reading.


Musim pertamanya di inggris ia lalui dengan torehan 33 gol dari 46 penampilan, Bulan februari 2008 Torres sempat di nobatkan sebagai pemain terbaik Liga Primer Inggris.



Fernando Torres benar-benar dipuja di Anfield dan perpaduannya dengan kapten Steven Gerrard sangat tajam dan mematikan. Dia mencapai tanda gol liga ke-50 lebih cepat daripada pemain mana pun dalam sejarah klub saat itu (sebelum dipatahkan oleh Mohamed Salah), cukup untuk memberinya status sebagai favorit penggemar di Anfield.


Fernando Torres menghabiskan empat musim membela Liverpool dengan catatan 81 gol dalam 142 pertandingan di semua kompetisi. Walaupun belum mampu memberikan sebuah trofi, tapi penampilannya berhasil membuat Chelsea kembali tertarik merekrutnya.


Bergabung ke Chelsea dan Karir yang Naik Turun


Fernando Torres kemudian bergabung dengan Chelsea pada januari 2011. Saat itu kepindahan Torres ke Chelsea menjadi pemberitaan besar-besaran di Inggris karena mencetak rekor transfer terbesar dalam sejarah Premier League dengan nilai 50 juta euro (sekitar Rp 1 triliun).


Torres memulai debutnya bersama Chelsea dengan kurang bagus saat melawan mantan klubnya, Liverpool, Februari 2011 dengan kekalahan kandang 1-0 dari mantan klubnya itu. Ia juga lambat beradaptasi dan baru mencetak gol pertamanya setelah 14 penampilan saat pertandingan melawan West Ham United dengan skor 3-0.


Gol Torres ke gawang Valdes (Barca) yang akan selalu diingat fans Chelsea yang membawa Chelsea ke final liga Champions 2012 dan menjuarainya..

Nama Torres kembali mencuat saat ia meloloskan Chelsea ke babak final Liga Champion UEFA 2012 usai mengalahkan tim raksasa Spanyol, Barcelona di semi final dengan mencetak gol penentu di menit terakhir. Torres kemudian membantu The Blues merengkuh gelar juara liga champions usai menang adu penalti atas Bayern Munchen di Allianz arena di tahun itu juga.


Pada musim berikutnya ia berhasil meraih gelar juara Europa League bersama Chelsea dan ikut mencetak gol di partai final saat melawan Benfica.


Pada 22 oktober 2013, Torres membuat penampilan ke-100 untuk Chelsea dalam pertandingan melawan Schalke 04 di Liga Champions dan menandai kesempatan itu dengan mencetak dua gol dalam kemenangan 3-0.


Sepanjang karirnya bersama Chelsea, Torres berhasil menorehkan 45 gol dalam 172 pertandingan. Tetapi ketika Anda membandingkan angka-angka itu dengan rekor 81 golnya dalam 142 pertandingan saat di Liverpool, jelas perbandingannya dimana masa puncak penampilannya dalam karir Torres adalah ketika di Liverpool.


Fernando Torres dengan trofi liga Champions bersama klub Chelsea.

Namun terlepas dari statistik permainannya untuk klub London Chelsea, Torres berhasil meraih medali juara Liga Champions (2012), Liga Europa (2013) dan Piala FA (2012) - sebuah pembuktian persis seperti yang ingin ia raih dan menunjukkan bahwa keputusannya pindah ke Chelsea adalah benar dan bukanlah sebuah kegagalan seperti yang selalu diberitakan media.


Kembali ke Atletico Madrid setelah Singgah ke AC Milan


Pada musim panas 2014 Torres bergabung dengan AC Milan dengan status pinjaman. Namun di San Siro penampilannya tidak maksimal dan hanya bertahan 5 bulan disana. Hingga akhirnya pada desember 2014 Fernando Torres kembali ke klub masa kecilnya, Atletico Madrid.


Perkenalannya kembali ke publik saat itu dihadiri oleh 40.000 penggemar dan ia menyampaikan sangat ingin meraih trofi yang belum pernah ia capai sebelumnya bersama klub kesayangannya itu.


Fernando Torres hampir mengukir kesuksesan yang menjadi impiannya saat mencapai final Liga Champions 2016 melawan Real Madrid, namun ia harus menelan pil pahit ketika timnya kalah adu penalti oleh sang rival sekota.


Kekalahan menyakitkan di final liga Champions 2016 melawan Real Madrid membuat Torres sedih.

Pengaruh Fernando Torres mengecil sejak kekalahan itu dan ia tidak banyak dimainkan lagi musim berikutnya. Pelatih Diego Simeone telah menyatakan pada Februari bahwa ia tidak ingin mempertahankan sang pemain setelah musim ini. Torres mengakui Simeone memiliki sedikit ketidakcocokan terhadapnya yang merupakan sosok idola fans di klub Atletico Madrid namun mengaku mengerti perasaan pelatihnya itu dan tetap bersikap profesional.


Fernando Torres akhirnya mengakhiri penantian panjangnya untuk meraih trofi bersama klub tempat ia menghabiskan sebagian besar kariernya pada musim terakhirnya di klub itu. Atletico Madrid menjuarai Liga Europa dengan kemenangan 3-0 atas Olympique de Marseille pada 17 Mei 2018



Pasca dari Atletico Madrid, Torres bergabung dengan klub jepang, Sagan Tosu karena kontraknya tidak diperpanjang Atletico. Di klub Jepang inilah Torres memutuskan untuk pensiun dari dunia sepakbola pada akhir musim 2018/19.


Momen ketika Torres jatuh pingsan setelah tabrakan mengerikan dengan pemain Deportivo, nyawanya dapat diselamatkan dengan mendapat penanganan medis yang tepat dan pertolongan pertama dari rekan setimnya.

Menjadi Bagian Penting dalam Era Emas Timnas Spanyol


Torres juga selalu tampil gemilang dengan Tim Nasional Spanyol. Ia memulai debut internasionalnya saat memenangkan Spanyol dalam Turnamen Algarve, 2001. Torres berhasil menjadi top scorer dalam final UEFA European U-19 dan mengantarkan Spanyol menjadi pemenangnya.


Turnamen perdananya bersama Timnas senior Spanyol adalah Piala Eropa 2004. Dari tiga penampilan, Torres sama sekali gagal mencetak gol dan Spanyol pun tersingkir di fase grup. Kemudian pada Piala Dunia 2006, Torres mencetak tiga gol dari empat pertandingan. Saat itu, kiprah Spanyol terhenti di 16 besar setelah takluk 1-3 dari Prancis.


Dua tahun kemudian, ia muncul sebagai pahlawan penentu gelar untuk Spanyol. Namanya dielu-elukan oleh masyarakat Spanyol usai mencetak gol tunggal dalam final Euro 2008 melawan Jerman dan membawa Spanyol menjadi juaranya.


Fernando Torres yang menjadi pahlawan Spanyol mengangkat Trofi Euro 2008.

Torres juga menjadi pemain yang cukup berperan dalam kemenangan Spanyol yang berhasil menjadi juara untuk pertama kalinya di Piala Dunia 2010 walaupun tidak mencetak gol.


Di Euro 2012 Torres kembali berhasil mencetak gol di partai final saat Spanyol mengalahkan Italia di final dan sekaligus menjadi top skorer di ajang itu. Sejak melakukan debut di tahun 2003 bersama timnas, ia telah tampil 110 kali dan mencetak 38 gol.


Spanyol mengukir sejarah melalui dua titel Piala Eropa (2008 dan 2012) dan satu titel Piala Dunia pada 2010. Peran Torres sangat besar dalam era emas itu bersama dengan David Villa dan gelandang-gelandang kreatif semisal Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Sergio Busquets, Xabi Alonso, serta lini belakang yang dipimpin Iker Casillas, Sergio Ramos, dan Carles Puyol, timnas Spanyol sangat mendominasi dunia pada periode itu.


Kehidupan Pribadi


Dalam kehidupan pribadinya, pemain yang dijuluki El Nino itu menikah dengan Olla domingues, saat dirinya masih memperkuat Liverpool. Pernikahan keduanya telah di karuniai oleh tiga orang anak. Sisi lain dari kehidupan Torres adalah bahwa ia memiliki sifat yang penyayang dan lembut serta ramah terhadap sesama.


Selain sepakbola, Musik, bermain game, dan membaca buka juga merupakan aktivitas yang dilakukan Torres di sela-sela kesibukannya sebagai pesepakbola. Tak hanya itu, Torres juga sangat menyukai makanan dan sering memasak di dapur, ia adalah penggemar seafood.


Kini, setelah tidak bermain sepakbola, ia akan selalu dikenang sebagai salah satu penyerang terbaik dari generasi emas spanyol yang pernah ada.



コメント


Post: Blog2 Post
bottom of page