top of page
Writer's picturemandostar

Review Film: Contagion (2011), Film yang Kembali Populer Berkat Pandemi Saat Ini


Mandostar - Saat pertama kali dirilis pada tahun 2011, apa yang disajikan Steven Soderbergh, premis tentang pandemi virus yang dapat melumpuhkan dunia masih terasa seperti kisah fiksi yang mengerikan. Namun, siapa sangka, situasi itu kini benar-benar dunia alami, karena pandemi Covid-19. Krisis kesehatan yang terjadi juga semakin meningkatkan film yang tepat hari ini dirilis sembilan tahun yang lalu itu menjadi salah satu film paling signifikan dan paling banyak ditonton sekarang.


Sudah tentu ini merupakan pencapaian di luar dugaan sineas Steven Soderbegh dan penulis naskah Scott Z. Burns, yang berkolaborasi di sini. Contagion juga tidak ubahnya berkat tersendiri bagi Soderbergh, karena faktanya film ini adalah proyek alternatifnya, setelah proyek film lain yang lebih dulu ia rencanakan gagal.


Tema bencana yang melanda dunia sendiri sejatinya bukanlah genre yang asing di Hollywood, karena selama beberapa dekade terakhir ini Hollywood telah banyak membuat film bencana. Hanya saja, kebanyakan menyajikan plot kisah yang terlalu berlebihan dan juga cenderung tidak realistis. Sedangkan, saat plot itu mengetengahkan tentang virus, biasanya virus itu menyebabkan manusia berubah menjadi zombie. Hal itu berusaha dihindari oleh Soderbergh dan Burns yang setelah mendapat inspirasi dari TedTalk by Dr. Larry Brilliant di tahun 2006, mereka ingin menawarkan gambaran apa yang benar-benar terjadi jika pandemi menyebar ke seluruh dunia.



Dibuat dengan bujet sekitar $60 juta, di bawah bendera Warner Bros., Soderbergh mampu mengumpulkan jajaran pemain yang impresif dan sarat nama kondang, Matt Damon, Jude Law, Gwyneth Paltrow, Laurence Fishburne, Kate Winslet, dan Marion Cotillard. Film ini berfokus pada sebuah varian virus flu bernama MEV-1, yang berawal di Hong Kong dan secara cepat menyebar ke seluruh dunia, menewaskan jutaan orang dan menyebabkan keberadaan seperti apokaliptik bagi mereka yang masih hidup.


Dalam cerita film, virus bernama MEV-1 memakan jiwa seorang perempuan bernama Beth Emhoff (diperankan Gwyneth Paltrow) sebagai korban pertamanya. Di masa awal terpapar virus ini, Beth tampak mulai menunjukan kondisi tubuhnya yang tidak sehat dengan gejala yang begitu mirip seperti orang yang sedang menderita flu setelah kepulangannya dari Hong Kong.



Tak berapa lama kemudian, Beth meninggal dunia setelah sempat menularkan virus penyakitnya pada sang anak yang juga ikut meninggal. Sementara sang suami, Mitch, kebal terhadap virus. Ia bersama dengan anak perempuannya yang tinggal di luar kota, Jory, kemudian memulai petualangan untuk bertahan hidup.


Hasil autopsi jenazah Beth memperlihatkan jaringan Sulcus di otak hancur. Pemicunya virus baru yaitu MEV-1. Virus ini dinyatakan lembaga kesehatan dunia sebagai virus mematikan yang ditularkan langsung oleh penderita.


Meninggalnya Beth dalam film Contagion membuat tim medis yang diperkuat dr. Arrington (Steff Tovar), dr. Cheever (Laurence), dr. Sussman (Elliott Gould) dan dr. Leonora (Marion Cottilard) melakukan sejumlah riset. Hasilnya, mereka menemukan gen kelelawar yang berbaur dengan gen babi dalam virus. Ada pula sejumlah adegan di pasar hewan dan pasar tradisional.


Film Contagion menggambarkan virus MEV-1 berekspansi ke lintas kota, bahkan lintas negara dalam hitungan hari. Sutradara Steven Sodenbergh juga menyajikan kondisi provinsi Guan Dong, Cina, sebagai kota asal virus tersebut.


Film berdurasi 105 menit ini juga menceritakan bahwa penyebaran virus terjadi lewat udara dan mereka yang tanpa sengaja bersinggungan dengan orang yang terinfeksi. Hal itu membuat anggota tim medis yang meneliti virus di tubuh Beth Emhoff, serta sejumlah wartawan menggunakan masker untuk melindungi diri.


Tak hanya menegangkan, film juga menampilkan kondisi mencekam di berbagai kota besar dunia, apalagi ketika sang sineas memotret kondisi provinsi Guan Dong di Tiongkok, kepanikan di Prancis, hingga Amerika Serikat.



Momen lain yang bikin merinding adalah sebuah adegan yang memperlihatkan kondisi pasar swalayan saat tengah morat-marit lantaran diserbu masyarakat yang panik dan membeli banyak bahan makanan serta obat-obatan. Penggambaran tersebut terasa begitu realistis sekaligus bikin miris jika dihadapkan dengan kondisi yang melanda dunia akibat virus corona baru-baru ini.


Serta yang paling menggetarkan dari film Contagion adalah adegan ketika Steven menggerakkan kameranya untuk kembali ke rumah, lalu mengajak penonton melihat ke cakrawala yang menunjukkan hari pertama bencana non-alam terjadi.


Itulah hari ketika sebuah mikroorganisme, bahkan berukuran lebih kecil dari level mikro, bermutasi menjadi lebih ganas. Orang-orang pun mulai panik, saat penularan ini telah menyebar ke jutaan orang di seluruh dunia.


Jika mengikuti alur ceritanya, banyak orang yang berasumsi bahwa film yang tayang 2011 ini adalah ramalan yang telah terjadi saat ini ketika kehadiran virus Corona yang diawali dari wuhan, Cina menelan banyak korban jiwa di dunia.



Sebagaimana yang dialami banyak film tentang virus yang kini telah menjadi film klasik, Contagion tidak serta merta dipandang sebagai film yang signifikan saat pertama dirilis. Malah justru sebaliknya, performa minggu-minggu awal perilisan film ini membuat semua orang yang terlibat dalam film ini sedikit khawatir. Pasalnya, polling penonton menunjukkan hasil yang kurang apresiatif. Untungnya, dari segi raihan box office, raihan box office pembukanya menggembirakan, dengan mampu bercokol di #1 dengan total raihan, $22,4 juta.


Walaupun banyak penonton mengakui tidak menyukai film paling signifikan ini setelah menontonnya, tetapi mereka menyebarkan perihal film ini, yang sukses menarik lebih banyak orang lagi untuk menontonnya. Berkat promosi mulut ke mulut inilah, Contagion mampu menghasilkan raupan global lebih dari $135 juta di periode penutupnya.


Untuk film apa pun, itu akan menjadi catatan akhir. Penayangan yang sukses di bioskop dan ke depannya, salinan DVD dan Blu-raynya akan berdebu di rak-rak dan thumbnail kecil poster film akan muncul sebagai opsi untuk menonton di layanan streaming.


Tapi, kemudian virus corona melanda dan tiba-tiba Contagion tidak tampak seperti film horor atau bencana, tetapi film dokumenter. Semua yang ada di film itu adalah cermin dari apa yang ada di berita. Seperti halnya MEV-1, Covid-19 juga berasal dari wilayah Tiongkok. Social Distancing – istilah yang digunakan di film – sekarang menjadi ungkapan dalam kehidupan sehari-hari.


Contagion memiliki terminologi yang kita abaikan pada tahun 2011 tetapi telah memasuki leksikon reguler kita hari ini: “jarak sosial”, “protokol kesehatan”, “rekomendasi CDC”. Hal ini membuat film terasa jauh dari zamannya, entah bagaimana futuristik, meskipun tidak terlalu ditunggu-tunggu untuk mencoba memahami bagaimana, pada momen saat ini di tahun 2011, dunia akan menangani pandemi semacam itu. Film tersebut tidak melihat apa pun yang akan datang; itu hanya mengantisipasi sesuatu yang, sejujurnya, seharusnya sudah kita antisipasi.



Saat virus Corona mulai menyebar pada bulan Januari, Contagion menjadi judul yang melonjak di pelbagai situs mesin pencari maupun media sosial. Sementara di bulan Maret pihak WB mengumumkan bahwa Contagion hanya berada di belakang franchise Harry Potter sebagai judul video in demand online paling laris dalam katalog mereka, sedangkan sekarang film ini adalah judul yang paling banyak disewa/dibeli serta mampu berada di jajaran sepuluh besar film paling diminati di pelbagai layanan jasa film.


Segala sesuatu yang lain di Contagion sama menakutkannya seperti saat ini. Tapi, cara kita berbagi informasi … itu sebenarnya lebih menakutkan sekarang. Penularan pada saat itu terasa seperti fiksi masa depan yang mengerikan. Menontonnya sekarang … entah bagaimana ada bagian di mana Anda menemukan diri Anda bernostalgia.


Itulah mengapa Contagion, di usia sembilan tahun pasca perilisannya menjadi film paling signifikan dan masih populer hingga saat ini – dan mengapa, mungkin, ada baiknya orang-orang menontonnya di saat-saat seperti ini. Ini mungkin bukan suntikan melawan paranoia, tapi setidaknya memberikan sedikit penghalang antara kita dan virus seraya mengingatkan kita untuk selalu meningkatkan kewaspadaan menjaga kesehatan.


Trailer film Contagion (2011) yang bertabur bintang bisa dilihat di video youtube berikut ini.



Comments


Post: Blog2 Post
bottom of page