top of page
  • Writer's picturemandostar

Review Film : Midway (2019), Pelajaran Bermakna dari Sebuah Kisah Perang


Mandostar - Film yang berlatar Perang Dunia II ini mengambil kejadian ketika Armada Jepang menyerang pihak Amerika, bermulai dari dibombardirnya Pearl Harbour secara mendadak hingga akhirnya pihak Amerika yang menaklukan Jepang di pertempuran berikutnya.


Jepang yang rencananya sudah diketahui pihak Amerika diserang melalui udara dan laut. Meskipun enggak memiliki prajurit sebanyak Negeri Matahari Terbit ini, pada film ini kalian akan diperlihatkan para prajurit Amerika yang enggak pantang menyerah dan berjuang terus hingga titik darah penghabisan.


Adegan Perang yang Spektakuler


Midway membuka filmnya dengan Patrick Wilson (Edwin Layton) yang bertemu dengan salah satu petinggi Jepang dan mengadakan perjanjian antara kedua belah pihak. Kalian juga akan diajak melihat adegan akrobatik pesawat tempur yang dilakukan armada perang Amerika saat berlatih.


Suasana pada era 1940-an akan lekat di film ini, di mana armada Jepang yang sudah menguasai daerah-daerah penghasil minyak termasuk Indonesia, kebingungan untuk memperluas kekuasaannya. Apalagi pasukan udara Jepang sudah menyerang Pearl Harbour dan menghancurkan kapal-kapal Amerika beserta sebagian besar isinya.


Walaupun mengusung tema peperangan, Midway enggak selalu menampilkan adegan-adegan tembak-tembakan. Nah, pada bagian di luar perang alurnya terasa terlalu lama dan cenderung membuat penonton bosan. Humor-humor yang diselipkan dalam film juga enggak terlalu banyak, sehingga suasana yang terbangun dalam film ini terkesan serius.



Banyak adegan yang memacu adrenalin, terlebih adegan yang bikin kesal oleh ulah tentara penjajah yang dijajah, seperti Amerika menyadap komunikasi Jepang dan merencanakan penyerangan balik sekaligus pembalasan dendam untuk para prajurit yang tewas dibombardir di Pearl Harbour.


Adegan peperangan di Midway adalah salah satu penyelamat dari alur cerita yang terasa monoton. Penonton akan disuguhkan adegan adu tembak dari dalam laut dan atas udara yang sangat spektakuler. Enggak hanya itu, ketakutan dan kekhawatiran yang terbangun dari situasi pihak Jepang juga terasa semakin mendukung suasana peperangan Midway, dan bikin cerita jadi heroik.


Pemilihan Pemain yang Pas


Hal yang patut dipuji untuk sang sutradara adalah pemilihan pemain yang terlihat mirip dengan tokoh aslinya. Ed Skrein (Dick Best), Luke Kleintank (Clarence Dickinson), dan Alexander Ludwig (Roy Pearce) tampil sebagai tiga serangkai yang sudah bersahabat sejak masa sekolah kemiliteran.


Emosi kehilangan sahabat disampaikan dengan baik oleh kedua pemeran utama tersebut. Enggak hanya itu, kegigihan seorang prajurit dalam membela negaranya juga ditampilkan dengan baik oleh aktor-aktor yang bermain dalam Midway.


Mandy Moore memerankan Ann Best dengan sangat apik. Memiliki seorang anak perempuan yang harus dijaga sambil menanti sang suami kembali dari medan perang, Moore memperlihatkan sosok perempuan kuat yang memberi dukungan kepada suaminya yang menjadi prajurit.



Duet apik juga diperlihatkan oleh Patrick Wilson (Edwin Layton) dan Woody Harrelson (Chester W.Nimitz) yang bekerja di balik layar dalam memecahkan kode-kode yang dijadikan alat komunikasi oleh pihak Jepang. Keduanya meski enggak terlibat langsung dalam pertempuran, tapi sangat menunjukan peran penting mereka dalam kemenangan Amerika.


Uniknya, Midway berhasil menggaet penyanyi papan atas, Nick Jonas, untuk ikut bergabung dalam medan perang. Berperan sebagai Bruno Gaido, Jonas berhasil menampilkan prajurit yang enggak takut akan apapun. Semangat yang diberikan Bruno juga memiliki dampak yang baik untuk para prajurit lain yang mulai kehilangan kepercayaan diri mereka karena semakin sedikitnya yang masih bertahan.


Scoring Halus, meski CGI Kurang Rapi


Duet lain dalam Midway yang boleh diacungi jempol berasal dari pengarah musik Thomas Wander‎ dan ‎Harald Kloser. Keduanya berhasil menyajikan musik pendukung yang bisa membangun suasana peperangan dengan baik.


Meskipun banyak adegan adu tembak, ledakan bom hingga tabrakan pesawat semua disajikan dengan pas, musik pendukungnya dibuat enggak terlalu bising. Beberapa film perang, ‘kan, biasanya dibuat dengan musik pengiring yang kadang bikin telinga enggak nyaman, tapi Midway berhasil menghadirkan perang yang seru, tapi aman untuk telinga.


Lagu yang dinyanyikan seorang perempuan di salah satu adegan juga sangat mengusung era 40-an, terdengar sedikit membawa genre jazz klasik yang semakin mendukung suasana yang ada di Midway.



Sayangnya, CGI yang ada di film ini terlihat kurang rapi dan efeknya kurang natural pada momen ledakan dan kapal-kapal yang terbakar. Tone warna yang digunakan oleh Midway juga kurang terlihat klasik. Padahal, suasana era ‘40-an telah diperlihatkan melalui gaya busana yang digunakan para pemain.


Pelajaran Bermakna dari Sebuah Kisah Sejarah


Midway berhasil mengajarkan bukan hanya untuk mencintai negara dalam keadaan apapun, tapi film ini juga berhasil mengajarkan untuk tetap optimis dalam saat-saat yang paling terdesak pun.


Kegigihan para prajurit yang saling memberi dukungan dan semangat juga enggak bisa dianggap remeh. Hal seperti itu juga bisa kalian praktikan ke sesame teman kalian yang sedang mengalami ketidakpercayaan diri atau yang sedang sedih.


Film ini juga mengajarkan taktik yang bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, seperti selalu mempunyai rencana yang matang, etos kerjanya, dan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab. Khusu bagi penggemar film tema perang, terutama perang dunia kedua, film Midway ini sangat direkomendasikan.


Bagi yang ingin menyaksikan adegan-adegan pertempuran yang spektakuler dalam film Midway bisa dilihat di video youtube berikut ini.



52 views0 comments

Comentários


Post: Blog2 Post
bottom of page